It's FOOTBALL, not QUIDDITCH

Mimik wajah si anak laki-laki itu mendadak cerah saat melihat beberapa anak tampak sedang berkumpul di suatu tempat di depan Leaky Cauldron siang itu. Yang membuatnya gembira bukanlah anak-anak itu melainkan bola sepak yang sedang digiring seorang anak perempuan berambut merah dan ditendang menuju gawang yang dibuat dengan meletakkan dua buah kaleng pada jarak berjauhan. Sepakbola! Permainan olahraga yang sangat populer di kalangan muggle dan tentu saja populer di geng Zeus dan kawan-kawan sepremanan-nya. Permainan sepakbola di Skull Alley, basecamp geng-nya di pinggiran London juga memanfaatkan barang-barang bekas seperti kaleng ataupun kardus bekas.

Senyum tersungging di wajah putihnya saat kedua tungkainya berlari menghampiri anak-anak yang tengah berkumpul disana. Kelihatannya semua adalah calon seniornya nanti. Tak ada salahnya berkenalan dengan senior, bukan? Mudah-mudahan saja mereka tidak menolak calon murid seperti dirinya untuk ikut bermain bersama mereka. Lagipula, kelihatannya yang mengerti permainan hanya si nona berambut merah. Yang lainnya? Yeah, you're right. Mereka sibuk melontarkan pertanyaan demi pertanyaan pada nona berambut merah itu.

Dengan gerakan cepat, Zeus mengikat rambut peraknya yang sebahu. Melemaskan otot-otot lehernya. Beberapa hari tanpa berolahraga membuat otot-otot tubuh terasa kaku. Apalagi, Zeus termasuk anak laki-laki yang aktif berolahraga dan aktif mengerjai orang-orang menyebalkan di lingkungannya. Apa hubungannya? Ada. Habis mengerjai orang, Zeus pasti dikejar dan dia harus berlari untuk menyelamatkan diri. Olahraga juga, kan? Zeus menatap satu persatu entitas yang ada disana sambil menebarkan senyum ramahnya. Kesan pertama itu penting supaya dia diterima dalam kelompok. "Halo! Ikutan main, dong. Aku bersedia jadi kiper, Nona!" ujar Zeus pada nona berambut merah, "Tendanganmu bagus, ngomong-ngomong."

~*~*~*~

"Ayo Zeus! Giring bolanya ke arah kiri!!"

"Bagus! Sekarang oper bolanya ke Maine!"

"Ah! Hati-hati!! Ada gorila berbulu coklat berlari ke arahmu!"

"Tendang sekarang! Tendang bolanya!"

"GOALLLL—"


Yang tadi itu adalah cuplikan teriakan Kurtzee saat Zeus tengah bertanding sepakbola dengan geng berandalan di pinggiran kota London sebelah barat. Geng timur yang dipimpin Zeus beraliansi dengan geng Barat yang dipimpin si gorila berbulu coklat, Ralph. Kenapa dia disebut gorila berbulu coklat? Masa kau tak bisa membayangkan seperti apa sosoknya dari sebutan tersebut? Cih—yang benar saja. Tentu dia disebut seperti itu karena tubuhnya yang besar dan gemuk. Tingginya saja hampir 15 senti lebih tinggi dari Zeus. Belum lagi tubuhnya yang besar dan berbulu, padahal usia Ralph dan Zeus hanya berbeda 2 tahun. Zeus sih ogah macam-macam dengan gorila jadi lebih baik beraliansi saja sebelum dibantai dengan tragis. Zeus pintar. Jelas. Untungnya si gorila berbulu coklat itu punya hobi yang sama, sepakbola. Olahraga yang menyatukan kaum muggle. Dan menyatukan gorila dengan monyet. Siapa monyetnya? Zeus the monkey boy. *ditampar chara*

Perlahan kelabu kembarnya melirik ke arah seorang perempuan yang disebut 'tante' oleh nona berambut merah. Dan 'tante' itu kemudian meminta untuk dipanggil kakak saja. Zeus tertawa kecil. Jelas terlihat kalau perempuan satu itu sudah berusia lebih tua dari mereka semua walau belum pantas disebut tante, sih. Baiklah, kupanggil kau kakak kalau begitu.

Tak lama, satu persatu anak lain datang bergabung. Dan semuanya terlihat sudah saling mengenal satu sama lain. Membuat Zeus sedikit merasa terasing. Hanya satu detik. Muahaha. Dengan cermat, Zeus memperhatikan pembicaraan mereka. Mengingat satu persatu nama yang disebutkan entah dari siapa dan oleh siapa. Charlie Weasley, Nymphadora Tonks, Kenneth Larz, Macbeth dan Orson. Check.

Sembari menunggu permainan dimulai, Zeus melakukan sedikit pemanasan dengan berlari-lari di tempat, push-up, sit-up, berguling-guling dan memanjat pohon. Pemanasan itu penting jika kau mau melakukan suatu aktivitas yang cukup berat. Resiko kram mengancam kalau otot-ototmu terkejut. Terserah kreativitasmu saja bagaimana pemanasannya, yang penting tubuhmu jadi panas dan otot-ototmu siap digunakan.

Back to the field.

“Tim pertama itu aku, Senior Macbeth, sama anak cowok cantik itu. Tim kedua Charlie, Orson, dan Tante yang rambut pendek, ya? Deal? OKEE, DEAL YA!” seru Tonks memutuskan tim sembari berlari ke tengah-tengah halaman, “AYO, CHARLIE SAMA YANG COWOK CANTIK SUIT!”

"NAMAKU ZEUS. BUKAN COWOK CANTIK, NONA!" Zeus berteriak pada Tonks di tengah lapangan sambil tertawa. Sekaligus memperkenalkan diri secara tak langsung pada semua yang ada di sana. Lumayan. Menghemat waktu. Kemudian Zeus melangkah menghampiri Charlie, si anak lelaki berambut merah dan melirik ke arah seorang anak perempuan yang baru saja datang menawarkan diri menjadi cheerleader. Lucu juga.

"Ayo suit, bro." Zeus tersenyum dan mengulurkan telapak tangannya yang terkepal ke arah Charlie. Siap untuk melakukan suit.

0 komentar:

Posting Komentar