Gerbong 5 : Kompartemen #13

Yeah! Akhirnya waktu untuk berangkat menuju Hogwarts telah tiba. Seorang anak laki-laki bersurai pirang platina tampak sibuk membawa ransel di punggung, sebuah kandang burung hantu di tangan kanan dan menggandeng seorang gadis kecil berambut keemasan di tangan kirinya. Di belakang mereka seorang anak laki-laki berambut pirang tergopoh-gopoh mengikuti langkah mereka. Si anak laki-laki pirang platina adalah yang tertua di antara mereka, mencari-cari gerbong dengan kompartemen kosong untuk mereka tempati.

Gerbong satu sampai gerbong empat telah mereka lewati dan semuanya telah terisi penuh. Kini langkah mereka sudah tiba di gerbong lima. Berharap-harap semoga ada sebuah kompartemen kosong. Intip mengintip satu persatu akhirnya mereka mendapatkan sebuah kompartemen kosong. Nomor 13. Mungkin beberapa orang menghindari karena menganggap angka 13 adalah angka sial. Hell yeah. Zeus bukan tipe anak yang percaya pada hal-hal tak jelas seperti itu.

"Kita beruntung. Kompartemen ini kosong. Ayo kalian lekas masuk!" ujar Zeus pada Belle dan Elliot. Zeus segera membereskan barang bawaan mereka dan menyimpannya pada rak barang yang ada di langit-langit kompartemen. Belle langsung mengambil tempat di samping jendela dan Elliot juga mengambil tempat yang serupa. Bersebrangan kursi. Anak laki-laki pirang platina itu mengambil tempat duduk di samping Belle, adik sepupunya yang masih terlihat pucat meski senyum sudah kembali di wajah mungil gadis kecil itu.

"Sudah merasa lebih baik, Baby Belle?" tanyanya sembari mengusap-usap kepala Belle yang sedang memeluk seekor bayi kucing bernama Boris.

~*~*~*~

Siang itu, matahari sepertinya cukup ramah. Sinarnya tak seterik hari-hari di Diagon Alley. Mungkin, matahari sedang senang melihat murid-murid baru Hogwarts yang bersemangat berangkat menuju sekolah sihir mereka. Anak laki-laki bersurai pirang platina itu bersandar di kursi kompartemen di samping adik sepupunya dan memandangi gadis kecil itu. Dia masih terlalu senang karena bertemu lagi dengan Baby Belle-nya.

Well, kehidupan itu memang selalu berubah-ubah. Itu fakta. Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada kehidupan mereka. Zeus lahir di Paris, di kastil milik keluarga besar bangsawan Debussy yang kemudian jatuh bangkrut dan hancur pada usianya yang ke-3. Kemudian, kedua orangtuanya membawa dia ke Kastil Elsveta di Rusia untuk tinggal bersama keluarga besar ibunya. Hanya Zeus yang diterima sedangkan kedua orangtuanya diusir tanpa diijinkan untuk menemui dia lagi. Di sanalah untuk pertama kalinya, Zeus kecil bertemu dengan Belle dan mereka tumbuh bersama lima tahun lamanya. Setelah lima tahun itu, kehidupan Zeus kembali berubah. Christoff, sang ayah, tiba-tiba saja datang menyerbu Kastil Elsveta bersama dua orang temannya dengan dalih merebut dia kembali. Dan di bawalah Zeus keluar dari Kastil Elsveta, kembali bersama keluarga kandung yang sudah menjadi orang asing baginya. Sang ayah yang seorang pelahap maut kemudian ditangkap dan dimasukkan ke Azkaban. Dari sana, Zeus dan adiknya, Candy, dibawa ke sebuah kota kecil di pinggiran London oleh ibunya. Tinggal di pemukiman muggle dan bergaul dengan anak-anak berandalan disana.

See? Hidup itu berubah-ubah. Manusia seperti pion yang dipermainkan oleh benang takdir yang disulam oleh sang pencipta. Berusaha untuk maju mengikuti permainan dan berusaha untuk tetap tegar—atau menyerah. Dengan usil, Zeus mencubit ujung hidung mancung Belle saat gadis kecil itu tiba-tiba melontarkan pertanyaan pada Elliot sambil terkekeh. Ms. Leona itu katanya seorang guru privat yang mengajari Belle semua pelajaran selama di London. Gadis kecil itu tidak bersekolah di sekolah umum. Menurut penuturan adik sepupunya, Ms. Leona adalah seorang perempuan muda yang sangat sopan, beretiket dan bangsawan wannabe. Terlihat memang dari perawakan dan gerak-geriknya saat mereka bertemu di stasiun King's Cross tadi.

"Permisi masih ada tempat untukku?"

"Halo. Tentu saja masih ada. Silakan masuk."


Itu NIQ. Anak perempuan yang dikenalnya di Diagon Alley. "Hey, NIQ. Masuk saja. Masih ada tempat, kok. Sendirian saja?"

Zeus merogoh kantong celananya, mengambil sekotak coklat kodok yang kemarin diberikan Silver padanya. Untuk Belle, tentu. Dan Zeus baru ingat untuk memberikannya pada Belle. "Baby Belle, ini coklat dari Papa botak-mu." Zeus menyodorkan kotak tersebut dengan sedikit ragu. Belle itu dulu takut kodok, kan?

~*~*~*~

Tiba-tiba saja kompartemen nomor 13 sudah penuh terisi. Baru saja seorang anak laki-laki yang sepertinya mengenal Belle masuk dan bergabung disana ditambah Cassie, anak perempuan yang dikenalnya di Diagon Alley. Dengan ramah, Zeus melemparkan cengiran pada mereka berdua. Belum, dia belum sempat berkata apa-apa untuk sekedar menjawab sapaan dari Cassie karena tiba-tiba saja dari kotak yang harusnya berisi coklat dari troll botak, kini berlompatan sekitar dua puluh ekor kodok kecil berwarna coklat.

Huwooo! Apa itu?


Anak laki-laki bersurai perak itu hanya bisa melongo sesaat dan memperhatikan saat kotak itu kemudian terlempar ke langit-langit kompartemen. Disusul oleh teriakan adik sepupunya yang ternyata masih takut dengan kodok.

"I... itu... kodok berlapis coklat?!" ujar Zeus sambil menunjuk-nunjuk ke arah kodok-kodok yang sekarang asyik berlompatan di lantai kompartemen. Didorong oleh rasa ingin tahunya, anak laki-laki itu berjongkok mencoba menangkap seekor coklat kodok yang kemudian melompat masuk langsung ke dalam mulutnya. Hap. Nyam nyam. Manis. Rasa coklat. Tidak ada rasa kodok-kodoknya sama sekali. "Hey, Baby Belle! Ini coklat asli! Sepertinya disihir sehingga bisa melompat seperti kodok hidup!"

Zeus segera memungut kotak kemasan coklat kodok yang tergeletak di lantai dan mulai menangkapi kodok-kodok yang tersisa. "Hey, Elliot dan err—kau," menunjuk pada anak laki-laki bermata hazel (Harvey), "Bantu aku mengumpulkan kodok-kodok ini, please. Dimakan saja kalau mau."

Ditangkapnya satu ekor kodok lalu berdiri dan kembali ke tempat duduknya. Ditepuk-tepuknya kepala adik sepupunya yang masih meringkuk ketakutan, "Hey hey, senior Elsveta," bisiknya, "ada yang bertanya padamu, tuh. Buka mulutmu, ngomong-ngomong." Dengan cepat, Zeus memasukkan coklat kodok yang dipegangnya ke dalam mulut Belle. "Enak, bukan?" Muahaha.

0 komentar:

Posting Komentar