Welcome Juniors

Hoahmm—

Bocah itu mengantuk, makanya dia menguap. Cuaca sore itu terbilang panas. Kalau sedang begini, dia jadi semakin rindu pada Skull Alley. Kenapa? Karena di saat panas seperti ini, dia dan teman-teman berandal ciliknya akan ramai-ramai pergi ke sungai yang berada tak jauh dari sana lalu berenang sampai puas. Seusai berenang, mereka akan mendatangi toko es krim yang pemiliknya sangat baik hati karena selalu memberikan mereka es krim gratis dengan syarat mereka tidak mengacak-acak toko es krim tersebut. Baik sekali, bukan? Seandainya saja semua pemilik toko di pinggiran London bagian timur berlaku baik pada geng berandal ciliknya, toko-toko itu pasti akan aman dijaga oleh mereka dan bukannya diacak-acak oleh beberapa anak buah Zeus yang tergolong iseng. Tidak, mereka tidak mencuri ataupun malak. Hanya masuk ke dalam toko tersebut lalu main-main atau pura-pura bertengkar, salah satu dari mereka akan jatuh menabrakkan diri ke rak manapun dan membuat barang-barang disana berantakan. Setelah itu, tentu saja kabur, kecuali untuk para berandal perempuan yang masih kecil. Mereka hanya perlu memasang wajah bersalah dan dengan mudah diampuni, malah tak jarang diberikan permen oleh pemilik toko. Muahaha.

Sayang sekali, di Hogwarts agak sulit melakukan keonaran seperti itu. Pertama, disini tidak ada TOKO. Kedua, siapa yang cukup nakal dan iseng untuk dijadikan anak buahnya? Ketiga, disini ada Belle. Zeus tak mungkin bertingkah macam-macam di depan Baby Belle-nya. Jaga image sebagai seorang kakak yang keren, tentu. Kalau tidak begitu, bagaimana cara membuat Belle percaya bahwa dia akan menjadi pelindung gadis kecil itu? Seorang pelindung di mata Belle adalah sosok yang seperti pangeran-pangeran atau ksatria dalam dongeng. Bukan pemimpin berandalan seperti dirinya. Meski begitu, Zeus tak keberatan bertingkah aristrokrat untuk menyenangkan adik sepupunya itu. Biar begini, sampai usia 8 tahun, Zeus tumbuh besar di Kastil Elsveta dan dididik selayaknya bangsawan. Jadi, gaya aristrokrat sebenarnya sudah melekat dalam diri bocah itu. Catat, hanya saat dia diam.

Hoahmm—

Tungkai kurusnya terus melangkah, membawanya menuju danau hitam. Ingin rasanya menceburkan diri ke sana sekedar untuk mendinginkan badan. Tapi, kata Belle, di dalam danau itu banyak sekali makhluk-makhluk gaib dan ada juga gurita raksasa. Seram. Zeus belum mau mati. Kali ini dia kesana untuk mencari Belle, selama di kastil, entah kenapa Baby Belle-nya seolah menghilang. Bagaimana mau melindungi kalau bertemu saja susah. Seharusnya, dimana ada Belle, disitu ada Zeus. Betul?

Iris peraknya melirik ke sebuah kerumunan di dekat danau, kemudian kepalanya ikut menoleh karena melirik itu membuat mata pegal, tahu. Hooo—banyak anak kelas satu disana. Tertarik untuk mengetahui apa yang sedang dibahas, Zeus pun berlari menghampiri kerumunan itu. Tak dilihatnya ada undakan kecil berbatu tak jauh dari tempatnya sekarang. Dan dengan sukses sepatunya tersangkut di undakan tersebut dan terjatuhlah si bocah pirang platina ke atas hamparan hijau, terguling-guling (sengaja) menuju satu sosok gadis berambut pirang kecoklatan yang dikenalnya. "Hai, M! Sedang apa kumpul-kumpul disini?"

Bocah itu segera bangun dan duduk di samping Emmy. Melemparkan cengiran lebar pada semua anak yang ada dalam kerumunan itu. "Halo semua. Zeus bergabung."

0 komentar:

Posting Komentar